Mari kita wariskan mata air kepada anak cucu kita,
jangan mewariskan air mata
“2 Wali Kota dan 2 Bupati
Bandung Tanam Pohon Penghijauan di Curug Dago”
Oleh :Omas Witarsa.
Dengan disambut
Seni tradisional Gotong Singa yang
dilakukan oleh serombongan wanita dari sanggar Monita , kemudian tarian lengser
anak kecil yang begitu lincah , tari Jaipongan
dan tarian Pencak Silat . Acara yang sedianya dimulai jam 09.00 Wib. Mundur
waktunya sampai jam 10.30 wib. Karena
ada keterlambatan kedatangan salah seorang Bupati Bandung.
Di Balegede tempat panggung upacara , para undangan sambil menanti acara dimulai menikmati sajian hiburan Band yang dimainkan oleh gadis-gadis cantik, dengan lagu-lagu bertemakan lingkungan seperti lagu “Curug Dago “, begitu juga kelompok Galengan menyajikan musik dari bambu. seperti Karinding dll.Dengan dihadiri oleh lebih dari 500 undangan dari berbagai instansi dan lapisan masyarakat Bandung, LSM Camel, Gemapeta, Penjara, Komunitas Kasundaan “Lantera”, Galengan dll ,Padepokan Toni Kanwa , dan Para pelajar SD,SMP,SMA, Pramuka dan sejumlah awak media Jawa-baratAcara yang diberi nama “Penanaman Pohon di Wilayah Perbatasan Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat , dan Bandung Timur “ dilaksanakan pada hari Rabu 23 Desember 2009 kali ini dipusatkan di Bale Gede yang ada di Curug Dago Bandung dan menanam 2400 batang pohon yang terdiri dari pohon Damar, Matoa, Sawokecik, Salam, Kayu manis, Kayu putih, Huni, Tanjung dll Penanaman untuk di empat wilayah itu berada diperbatasan Bandung Kulon dengan Cimahi, Kecamatan Panyileukan dengan Kabupaten Bandung, Kecamatan Ujung Berung dengan Kabupaten Bandung Timur.
Acara dimeriahkan oleh Trio A (Aom Kusman ,Asep Truna dan Teh Acik) yang bersama memandu acara sehingga berlangsung
penuh dengan humor serius tapi santai.
Setelah Pembacaan Ayat Suci
Al’quran, dilanjutkan dengan sambutan dari Kapala Bapeda Jawa-barat Tjutju Nurdin , dalam laporanya mengatakan : “ kegiatan
penghijauan yang dilakukan diharapkan dapat memotivasi seluruh masyarakat di setiap daerah agar lebih giat lagi
menggalakkan penghijauan , pemeliharaan dan pengawasan agar dapat dicapai
dengan optimal hasilnya.
.Setelah Pembacaan Ayat Suci Al’quran,
dilanjutkan dengan sambutan dari Kapala
Bapeda Jawa-barat Tjutju Nurdin , dalam laporanya mengatakan : “ kegiatan
penghijauan yang dilakukan diharapkan dapat memotivasi seluruh masyarakat di setiap daerah agar lebih giat lagi
menggalakkan penghijauan , pemeliharaan dan pengawasan agar dapat dicapai
dengan optimal hasilnya.
Penyair Iwan Soleh berhasil menggelitik hadirin
dengan Puisi yang berjudul “Jawer kotok
“, tumbuhan yang satu ini sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh warga
kota, tumbuhan Jawer kotok ini bagi orang Sunda dahulu adalah saksi bagi lahirnya jabang bayi
ke dunia . Tumbuhan yang mengandung
philosofi one man one tre, yang sejak
zaman dahulu kala telah di terapkan oleh nenek moyang urang Sunda.
Empat batang Pohon
Damar ditanam oleh Empat tokoh Pemerintah daerah Jawa-barat
( Walikota Bandung Dada Rosada sebagai tuan runah, Bupati
Bandung Obar Subarna, Bupati Bandung Barat
Abubakar, dan Wakil Walikota Cimahi Eddy Rahmat) pohon ini
dipilih karena kata “Damar “ dalam
bahasa sunda berarti Lampu.
Pohon damar juga memiliki fungsi
sebagai pohon yang produktif (sebagai
pohon pelindung, Getahnya dapat dimanfaatkan
untuk industri , anti rayap ,
kayunya juga dapat digunakan sebagai
baham bangunan dll ), dengan
demikian diharapkan mampu menerangi hati masyarakat Bandung agar menjadi lebih sadar lingkungan .
Dalam
kesempatan itu walikota Bandung mengatakan : “….tidak kurang dari 50.000 pohon dibutuhkan untuk menghijaukan green belt di perbatasan kota , ia pun mengundang
Seniman ( Jufri ), Wartawati ( Detik .Com) , seorang Ibu perwakilan dari
Kec.Coblong, dan LSM Camel ( Toteng ),
untuk naik ke panggung dan meminta kepada mereka untuk mengucapkan
komitmenya disaksikan para hadirin semuanya.
Walikota Bandung Dada Rosada menutup sambutanya dengan
kalimat yang sangat dalam artinya : “…..Mari kita wariskan mata air kepada anak cucu kita, jangan mewariskan
Airmata” .
Do’a disampaikan Kepala
Departemen agama Jawa Barat, dan dalam kesempatan itu sempat dibagikan buku “
Fikih Lingkungan “ kepada ke empat
pejabat dan beberapa undangan lainnya .
Begitu pula
Kepala Tahura ikut membagikan buku Pesona
Tahura .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar