Minggu, 23 Oktober 2016

"CAMEL" luncurkan Cikapundung Rehabilitation Programe







“Camel “ Luncurkan Cikapundung Rehabilitation Program
Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung “CAMEL” melakukan kegiatan Konservasi alam berbasis masyarakat ,dengan nama “Cikapundung Rehabilitation Programme” , kegiatan ini timbul dari dasar hati terdalam yang selalu bersentuhan dengan alam .
Toteng sebagai Team Leader mengatakan

“ Adalah sebuah panggilan ketika kami melihat, kami mendengar, kami bernafas dan kami rasakan bahkan ketika kami bersentuhanpun ada ketidak harmonisan perilaku kita terhadap tatanan alami dan kesatuan kita dalam mengekpresikan serta atas kehendak yang telah disepakati bersama didalam kubah mewah berlapis emas. Enam bulan sudah gerakan sungai Cikapundung bersih kami kemas dan kami gaungkan, memang gerakan kami tidak popular hanya sebuah hasrat dan keinginan yang menjadi dasar kami. Untuk tetap bertahan walau kaki mulai terasa berat untuk melangkah, karena jalan yang kami tempuh begitu berkelok dan curam , hanya bermodalkan kekuatan idealisme dan sebagai dharma bakti dari kami dalam mengekpresikan UUno.5 th 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU no.23 th 1977 tentang pengelolaan lingkungan hidup, peraturan pemerintah no.34 th 2002 tentang Tata Hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan . dan Peraturan Pemerintah no.9 thn 2005 tentang perlindungan hutan. “
“Untuk mengefektipkan kehendak dalam mengekpresikan kesepakatan yang telah disepakati bersama, mari kita sosialisasikan menjadi gerakan nyata dilapangan agar semuanya tidak ada yang sia-sia, dan gerakan bersih sungai Cikapundung ini menjadi awal mesranya hubungan masysrakat dan aparatur pemerintah mulai dari tingkat RT,RW,Kelurahan,Kecamatan,bahkan ketingkat Walikota dan Gubernur sesuai motto urang Sunda :” Sabilulungan Dasar gotong royong, nanjeurna persatuan nu bakal katembong , herang mata tiis ceuli, dahar ngeunah sare ge tibra. Amiin!”.
Dalam pelaksanaannya nanti , akan dilakukan pemasangan Jaring sampah, daur ulang sampah organic dan an-organic, penghijauan dan pelestarian satwa, serta penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pengolahan air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke Cikapundung.
Sebagai mana diketahui kawasan Dago kini tidak lagi berada diluar kota Bandung seperti peruntukannya semula pada Zaman colonial Belanda , kini bukit bukit indah di kawasan Dago beralih fungsi menjadi pusat pendidikan , bisnis , pemukiman dll yang akan sangat mengganggu keharmonisan daerah Bandung Utara sebagai kawasan konservasi dan hutan lindung .
Dengan Penanganan model perkeong diharapkan kegiatan dapat terfocus dan berkembang dari kawasan Curug Dago secara harmonis kesegala arah.
Kepada para pecinta lingkungan, para partisipan ( Donatur ) yang berminat silahkan bergabung bersama “ CAMEL “ di Posko Curug Dago Setiap hari.
(lihat di Yutube Video “Cikapundung Rehabilitation Programe).
(Omas. Witarsa 7/9/2009)

Mari kita  wariskan mata air kepada anak cucu kita, jangan mewariskan  air mata

“2 Wali Kota dan 2 Bupati  Bandung Tanam Pohon Penghijauan di Curug Dago”
Oleh :Omas Witarsa.

            Dengan disambut  Seni tradisional Gotong Singa yang dilakukan oleh serombongan wanita dari sanggar Monita , kemudian tarian lengser anak kecil yang begitu lincah , tari Jaipongan  dan tarian Pencak Silat . Acara yang sedianya  dimulai  jam 09.00 Wib. Mundur waktunya sampai jam 10.30  wib. Karena ada keterlambatan kedatangan salah seorang Bupati Bandung.


Di Balegede   tempat panggung upacara , para undangan  sambil menanti acara dimulai menikmati sajian hiburan Band yang dimainkan oleh gadis-gadis cantik, dengan lagu-lagu bertemakan lingkungan seperti lagu “Curug Dago “,  begitu juga kelompok Galengan menyajikan musik dari bambu. seperti Karinding dll.Dengan dihadiri oleh lebih dari 500 undangan dari berbagai instansi dan lapisan masyarakat Bandung, LSM Camel, Gemapeta, Penjara, Komunitas Kasundaan “Lantera”, Galengan dll ,Padepokan Toni Kanwa , dan Para pelajar SD,SMP,SMA, Pramuka dan sejumlah awak media Jawa-baratAcara yang diberi nama “Penanaman Pohon di Wilayah Perbatasan Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan  Kabupaten Bandung Barat , dan Bandung Timur  “ dilaksanakan pada hari Rabu 23 Desember 2009   kali ini dipusatkan di Bale Gede  yang ada di Curug Dago  Bandung dan menanam  2400 batang pohon  yang terdiri dari pohon Damar, Matoa, Sawokecik, Salam, Kayu manis, Kayu putih, Huni, Tanjung dll Penanaman  untuk di empat wilayah itu berada diperbatasan  Bandung Kulon dengan Cimahi, Kecamatan Panyileukan dengan Kabupaten Bandung, Kecamatan Ujung Berung dengan Kabupaten Bandung Timur.

         
         
 Dengan dihadiri oleh lebih dari 500 undangan dari berbagai instansi dan lapisan masyarakat Bandung, LSM Camel, Gemapeta, Penjara, Komunitas Kasundaan “Lantera”, Galengan dll ,Padepokan Toni Kanwa , dan Para pelajar SD,SMP,SMA, Pramuka dan sejumlah awak media yang ada di Bandung .






   Acara dimeriahkan  oleh Trio A  (Aom Kusman ,Asep Truna dan Teh Acik)  yang bersama memandu acara sehingga berlangsung penuh dengan humor  serius tapi santai.

           Setelah Pembacaan Ayat Suci Al’quran, dilanjutkan dengan sambutan dari  Kapala Bapeda Jawa-barat  Tjutju Nurdin  , dalam laporanya mengatakan : “ kegiatan penghijauan yang dilakukan diharapkan dapat memotivasi seluruh masyarakat  di setiap daerah agar lebih giat lagi menggalakkan penghijauan , pemeliharaan dan pengawasan agar dapat dicapai dengan optimal hasilnya. 

.Setelah Pembacaan Ayat Suci Al’quran, dilanjutkan dengan sambutan dari  Kapala Bapeda Jawa-barat  Tjutju Nurdin  , dalam laporanya mengatakan : “ kegiatan penghijauan yang dilakukan diharapkan dapat memotivasi seluruh masyarakat  di setiap daerah agar lebih giat lagi menggalakkan penghijauan , pemeliharaan dan pengawasan agar dapat dicapai dengan optimal hasilnya.


Penyair Iwan Soleh berhasil menggelitik hadirin dengan Puisi  yang berjudul “Jawer kotok “, tumbuhan yang satu ini sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh warga kota,  tumbuhan Jawer kotok ini  bagi orang Sunda  dahulu adalah saksi bagi lahirnya jabang bayi ke dunia . Tumbuhan yang  mengandung philosofi one man one tre, yang sejak zaman dahulu kala telah di terapkan oleh nenek moyang urang Sunda. 
Empat  batang Pohon Damar  ditanam oleh Empat tokoh  Pemerintah daerah Jawa-barat
( Walikota Bandung Dada Rosada sebagai tuan runah, Bupati Bandung Obar Subarna, Bupati Bandung Barat  Abubakar, dan Wakil Walikota Cimahi Eddy Rahmat)  pohon  ini dipilih karena kata “Damar “ dalam bahasa sunda berarti Lampu.
             Pohon damar juga memiliki fungsi sebagai pohon yang produktif  (sebagai pohon pelindung, Getahnya dapat dimanfaatkan  untuk industri , anti rayap  , kayunya juga dapat digunakan sebagai  baham bangunan dll ),  dengan demikian diharapkan mampu menerangi hati masyarakat  Bandung agar menjadi lebih sadar lingkungan .  

   Bupati Bandung Obar Subarna menyebutkan sekitar Rp 3,5 miliar sampai 4 Miliar APBD Kabupaten Bandung mengalokasikan anggaran untuk Penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis , Untuk kabupaten Bandung yang luasnya mencapai 6000 ha baru 35 persen hutan rakyat dan hutan negara yang sudah dihijaukan , diperkirakan th 2010 bisa selesai dihijaukan .
       
                   Seniman Dodong Kodir ( 100 bh lebih membuat  alat musik dari sampah )  berhasil memukau hadirin  dengan salah satu  alat musik yang diberi nama Tornadong ( Tornado Buatan Dodong  terbuat dari buah waluh kukuk yang diberi Fiber dan per penggetar  sehingga menghasilkan suara yang dahsyat) . menggelegar menelusuri sela pepohonan pinus kemudian lenyap ditelan deru Air terjun Curug Dago  yang legendaris.       Dodong kodir pun mempersilahkan Pak Wali dan Pak Bupati untuk mencoba membunyikan alat musik yang terbuat dari sampah bersama-sama , dan mendapat aplaus yang luar biasa dari penonton.

 Tak ayal Asep truna yang jadi MC nyeletuk : “…. bisa we Si Dodong mah  ngagawekeun pak Bupati jeung pak Wali  teh….!  “ 
               Dalam kesempatan itu walikota Bandung mengatakan :  “….tidak kurang dari 50.000 pohon  dibutuhkan untuk menghijaukan green belt  di perbatasan kota , ia pun  mengundang  Seniman ( Jufri ), Wartawati ( Detik .Com) , seorang Ibu perwakilan dari Kec.Coblong, dan LSM  Camel ( Toteng ), untuk naik ke panggung dan meminta kepada mereka untuk mengucapkan komitmenya  disaksikan  para hadirin semuanya. 
          Walikota Bandung Dada Rosada menutup sambutanya dengan kalimat yang sangat dalam artinya : “…..Mari kita wariskan  mata air kepada anak cucu kita, jangan mewariskan  Airmata” .              


Do’a disampaikan Kepala Departemen agama  Jawa Barat, dan  dalam kesempatan itu sempat dibagikan buku “ Fikih Lingkungan “ kepada  ke empat pejabat dan beberapa undangan lainnya .
 Begitu pula Kepala Tahura  ikut membagikan  buku Pesona  Tahura . 



 


 Acara berikutnya adalah penanaman pohon dan pelepasan burung , kemudian dilanjutkan denga peresmian penggunaan jaring sampah di sungai Cikapundung.